Tersediasumber tenaga listrik arus bolak-balik 3 fase, 50 Hz, 380/220 Volt. Komponen instalasi listrik yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Jumlah lampu yang digunakan harus memenuhi kuat peneragan (E) yang dipersyaratkan. Untuk penerangan bengkel tersebut lampu yang digunakan adalah: TL @ 40 watt (cos ö = 0,8). INSTALASIMOTOR LISTRIK XI 3 Hendra Pemil Academia edu. Sistem Pengendali Motor Listrik Rangkaian DOL Direct. Desain Kontrol PFC untuk motor Brushless DC. Rangkaian DOL Motor Listrik 3 Fasa listrik praktis com. Sistem kontrol Motor Listrik 3 phasa star delta Mebuat dan. 8 rangkaian dasar kontrol motor listrik SlideShare. PROGRAMPELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TEKNISI SISTEM KENDALI MOTOR LISTRIK. KODE PROGRAM PELATIHAN : C.33.14100.01.15. KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.6.A Jakarta Selatan. 2015. Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Untuk menentukan besar pengaman/proteksi pada motor listrik dibutuhkan data nameplate dari motor tersebut, sehingga kita dapat menentukan, menghitung besar pengaman yang sesuai untuk mengamankan instalsi motor istilah yang harus dipahami sebelum menentukan pengaman tersebut adalah memahami istilah In Arus Nominal. Arus nominal atau kapasitas arus adalah arus kerja alat listrik atau komponen atau mesin listrik sehingga dapat bekerja normal tanpa mengalami gangguan atau efek apapun. dengan istilah yang lebih sederhananya adalah arus yang tertera di nameplate motor listrik tersebutArus lebih adalah arus yang melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan gangguan kerja pada alat, komponen atau mesin listrik yang disebabkan oleh Beban lebih OverloadHubung singkat Short CircuitAdapun langkah-langkah menentukan besar pengaman dan proteksi instalasi motor listrik antara lain A. Memahami Data Nameplate Motor ListrikMemahami nameplate motor adalah langkah awal yang harus dipahami sebelum menentukan besar pengaman yang akan digunakan. Pembacaan yang penting yaitu besar tegangan, arus daya, samungan dan IP. Untuk lebih jelasnya bisa membaca di artikel Cara membaca Nameplate Motor ListrikBerikut Contoh namepalte motor listrikGambar 1. Nameplate Motor ListrikSpesifikasi motor dari nameplate nya Tegangan = 400 V / 690 VArus Listrik = 29A / 17 A In = 29 ADaya P = 15 KwSambuangan = / YIndeks Proteksi =54Dalam memasang instalasi tenaga listrik terlebih dahulu membuat gambar dasar isntalsi motor listrik dari MCB sampai dengan motor listriknya. gambar harus menggunakan simbol yang standartGambar 2. Singel Line Power DiagramKita harus merancang dahulu minimal gambar diagram tunggal daya seperti gambar 2. rangkaian dsar untuk instalasi motor sederhana. sesuai nameplate motor diatas maka kita dapat membuat desain keterangan gambar 2Pengaman jaringan MCBKapasitas KontaktorJenis dan pengaman kabel penampang kabelPengaman Motor TORSambuangan kumparan motorUntuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL untuk melihat besar penampang Rancangan KomponenUnuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang maka kita harus mengacu ke PUIL 2000, tabel 5-5-2 halaman 185Gambar 3. Contoh Perhitungan Nilai Proteksi dari PUIL hal 1851. Pengaman Jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai memilih pengaman dapat diperoleh dengan hitungan Gambar 4. Pengaman MCB 3 FasaUntuk menentukan besar MCB yang digunakan adalah dengan menggunaka keentuan Nilai minimum = 1,25 x In dimana In = 29 A = 1,25 x 29 A = 36,25A minimal 40 ANilai maksimum = 2,5 x In dimana In = 29 A = 2,5 x 29 A = 75,5 A minimal 80 ADari tabel kita bca data MCB 3 fasa berada direntang 35 A sampai 80 A. Dalam kasus ini nilai maksimal MCB adalah 63 A, jika diyakini beban yang akan diberikan adalah maksimal. Perhatikan tabel PUIL 2000 hal 301Gambar 5. Tabel besar MCB dan KHA /Penampang Kabel2. Kontaktor; Kapsitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati sebesar arus beban maksimumGambar 6. KontaktorSpeifikasi kontaktor yang akan dipasang lebih besar dari arus nominal motor I kontaktor > In atau sama dengan arus nominal diatas yaitu 63 A, atau sama dengan daya motor berdasrkan nameplate diatas 15 Kw, jadi kontaktor minimal 15 mempunyai kontak bantu NO dan NC yang terbuat dari bahan perak yang sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature yang diijinkan fungsi arus listrik3. Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis penampang kabel kita harus mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa, apakah ditanam, diudara atau didalam menentukan besar penampang kabel disesuaikan dengan PUIL 2000 tabel berdasarkan besar MCB yang digunakan yaitu sebesar 63 A, maka penampang kabel yang digunakan adalah 25 mm2 dipasang didalam pipa4. Pengaman Motor Thermal Overload Relay TOR, pengaman motor yang digunakan adalah Thermal Overload Relay TORGambar 7. Thermal Overload Relay TORTOR digunakan untuk mengamankan motor kumparan motor. Didalam TOR terdapat bimetal sebagai alat untuk memutuskan apabila terjadi panas akibat beban arus dari beban lebih. Bimetal akan membengkok bila terjadi panas yang berlebih. Pemasangan TOR dipasang secara seri dengan motor menentukan besarnya TOR yang akan dipasang pada motor listrik, maka TOR harus diset arusnya sebesar arus nominal motor I tor = In motorberdasarkan nameplate motor diatas TOR harus diset sebesar 29 A 28 - 36 A. Untuk menset arus pada TOR dilakukan dengan cara memutar obeng minus ke angka 29 atau mendekati angka 29 A Pada banyak forum yang khusus membahas tentang kelistrikan, saya sering sekali menemukan pertanyaan tentang cara menentukan spesifikasi komponen instalasi motor listrik 3 fasa DOL starter. Mereka masih merasa kesulitan dalam menentukan berapa seting amper proteksi yang harus dipasang untuk mengamankan motor listrik, berapa KHA kabel yang harus disediakan untuk instalasi motor listrik tersebut, jenis kontaktor yang diperlukan dan pertanyaan semacamnya. Dalam artikel ini saya akan coba membahasnya dengan berpanduan pada PUIL 2000 serta sumber lainnya sehingga pertanyaan - pertanyaan diatas tidak perlu muncul lagi serta penentuan spesifikasi komponen yang diperlukan sudah memenuhi stadar dan aturan yang berlaku. Sebenarnya secara mandiri andapun bisa mempelajarinya via PUIL 2000, artikel ini sifatnya hanya membantu anda memudahkan memahami hal yang dimaksud berdasarkan PUIL 2000 tersebut sehingga anda tidak harus ribet, mencari PUIL nya mana? halaman berapa? dan hal lain yang jika anda tidak terbiasa bisa membuat beban tersendiri dan malas mencari tahu. Bagi anda yang mempunyai PUIL 2000 bisa dilihat pada bagian 5 tentang perlengkapan listrik, poin Motor, sirkit dan kontrol semoga format PUIL yang saya maksud sama/standar . Pada bagian tersebut dibahas salah satunya tentang hal-hal yang berkaitan dengan motor listrik. Anda yang tidak memiliki PUIL 2000 tidak usah khawatir, artikel ini akan menyimpulkannya buat anda pembaca setia, he..he.. Sebelum anda menginstalasi motor listrik pastikan terlebih dahulu anda memahami name plate motor yang akan diinstalasi, apakah sudah mendukung dengan sistem yang ada. Baca artikel tentang cara membaca dan memahami name plate motor. Untuk wiring instalasi DOL starter anda pun harus memahaminya. Jika hal-hal tersebut sudah anda pahami, mari kita bahas tentang spesifikasi komponen instalasinya. Single Line motor DOL starter Gambar diatas merupakan single line sederhana dari motor listrik dengan DOL starter. Dari gambar tersebut saya akan menjelaskan tentang banyak pertanyaan yang sering ditanyakan tentang sekurang-kurangnya ada 4 poin penting disamping banyak poin lainnya yang belum bisa dibahas seluruhnya di artikel ini. 4 poin tersebut adalah seting pemutus sirkit motor, KHA penghantar, spesifikasi kontaktor dan seting thermal over load. Sebelum membahas 4 poin penting diatas, ada informasi penting yang harus anda ketahui terlebih dahulu yaitu jenis motor yang akan diinstalasi dan arus I nominal motor yang tertera diname plate motor. Informasi tersebut adalah parameter dalam seting proteksi atau penentuan spesifikasi dari instalasi motor tersebut. 1. Pemutus Sirkit Motor Merupakan gawai proteksi yang berfungsi sebagai proteksi pada instalasi secara keseluruhan. Gawai proteksi ini harus bisa memutuskan arus ke komponen utama motor. Ada dua jenis gawai proteksi ini yaitu gawai proteksi pengaman lebur contoh sikring dan bukan lebur contoh MCB . Jika yang kita gunakan adalah gawai proteksi non lebur seperti MCB, maka harus memenuhi persyaratan PUIL berikut Gawai proteksi beban lebih yang bukan pengaman lebur, pemutus termis atau proteksi termis, harus memutuskan sejumlah penghantar fase yang tak dibumikan secara cukup serta menghentikan arus ke motor. PUIL 2000 Jika gawai proteksi yang kita gunakan adalah non lebur dalam hal ini adalah menggunakan MCB 3 phasa, maka untuk mengetahui seting MCB yang digunakan harus mengetahui terlebig dahulu 2 hal dibawah iniberikut ini - Ketahui terlebih dahulu jenis motor yang akan di instalasi berkaitan dengan pemasangan MCB tersebut - Baca name plate motor khususnya yang berkaitan dengan arus kerja motor yaitu I nominal Ke dua informasi ini pun berlaku dalam penentuan gawai proteksi lebur. Setelah mengetahui info tersebut maka kita bisa merujuk pada standar PUIL 2000 dalam penentuan seting arus MCB tersebut. perhatikan tabel dibawah ini Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawaiproteksi sirkit motor terhadap hubung pendek via PUIL 2000 Dari tabel diatas bisa kita ketahui faktor kali terhadap I nominal motor untuk penentuan spesifikasi nilai arus pada MCB yang harus dipasang yaitu sebesar 250% x I nominal motor, jika motor yang diinstalasi adalah motor sangkar atau serempak dengan pengasutan atau tanpa pengasutan DOL starter , kecuali untuk jenis pengasutan motor auto transformator, motor jenis ini faktor kali seting arus MCB nya adalah 200% x I nominal motor. Dan jika jenis motor yang digunakan adalah motor rotor lilit atau arus searah dengan pengasutan atau tanpa pengasutan, maka spesifikasi nilai arus pada MCB yang harus dipasang yaitu sebesar 150% x I nominal motor. Jika gawai proteksi yang digunakan adalah pengaman lebur seperti sikring, maka besarnya kapasitas amper pada pengaman tersebut harus 400% kali arus I nominal motor, ini berlaku untuk semua jenis motor dengan atau tanpa pengasutan. 2. Nilai KHA Penghantar Besarnya nilai KHA Kuat Hantar Arus dari penghantar / kabel yang akan dipasang pada instalasi motor sangatlah penting untuk diketahui agar luas penampang kabel yang dibutuhkan serta keamanan instalasi bisa terpenuhi. Penentuan nilai KHA mengacu pada pernyataan PUIL 2000 berikut ini Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHAkurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perludigunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yangberlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapatmenyimpang dari ketentuan di atas asalkan jenis dan penampang penghantar sertapemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut. PUIL 2000 Jadi untuk menentukan KHA minimal pada instalasi motor ini adalah 125% atau 1,25 dikalikan I nominal motor. Rumus ini berlaku untuk semua jenis motor dengan pengasutan ataupun tanpa pengasutan. Jika nilai KHA sudah ditemukan silahkan mencocokannya dengan jenis dan luas penampang kabel yang sudah ada spesifikasinya tersendiri dan diatur pila dalam PUIL 2000 ini. 3. Spesifikasi Kontaktor Spesifikasi ini meliputi tipe kontaktor yang digunakan, tegangan coil kontaktor dan kapasitas kemampuan arus minimal yang harus dimiliki kontaktor disesuaikan dengan motor yang diinstalasi. Untuk tipe kontaktor yang dibutuhkan, perhatikan tabel dibawah ini Tabel ukuran dan tipe kontaktor via Dari tabel diatas jika jenis motor yang kita instalasi adalah tipe motor rotor lilit atau slipring motor maka tipe kontaktor yang digunakan adalah AC 2. Atau jika jenis motor yang digunakan adalah motor sangkar maka tipe kontaktor yang digunakan adalah AC 3. Untuk tegangan coil kontaktor harus disesuaikan dengan tegangan rangkaian kontrol dari instalasi motor tersebut. Untuk arus kontaktor bisa disamakan nilainya dengan seting arus pada gawai proteksi dari pemutus sirkit motor yang cara penentuannya sudah dijelaskan pada poin 1 diatas. 4. Seting Thermal Over Load TOL Pemasangan Thermal Over Load TOL pada instalasi motor dimaksudkan sebagai proteksi motor dari beban lebih yang tidak diijinkan pada motor yang jika beban lebih tersebut terjadi akan mengakibatkan motor rusak atau terbakar karena material motor menanggung beban diluar spesifikasinya. TOL ini adalah proteksi yang terpasang paling dekat dengan motor, biasanya digabung dengan kontaktor dari motor tersebut. Adapun prinsip kerja dari TOL ini adalah berdasarkan thermal atau suhu panas yang dirasakan karena arus motor sudah melebihi nilai kemampuan motor. Lalu apa bedanya dengan gawai proteksi MCB yang dipasang sebelumnya? Secara fungsi sebenarnya mempunyai kesamaan yaitu mengamankan arus lebih ke motor. Tetapi secara kecepatan respon dan daerah pengamanan jelas beda. TOL lebih cenderung hanya mengamankan motor saja dari kelebihan arus, sedangkan MCB mengamankan seluruh instalasi menuju motor dari kelebihan arus. Definisi TOL menurut PUIL 2000 adalah sebagai berikut Proteksi beban lebih arus lebih dimaksudkan untuk melindungi motor, danperlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebihatau sebagai akibat motor tak dapat lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akanmengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut. PUIL 2000 Adapun seting arus dari TOL ini sama dengan penentuan seting arus pada gawai proteksi MCB yang sudah dijelaskan diatas, yaitu 150% atau 1,5 s/d 250% atau 2,5 dikalikan I nominal motor sesuai dengan jenis motor yang diinstalasi. Demikianlah artikel tentang Cara Menentukan Spesifikasi Komponen Instalasi Motor Listrik 3 fasa DOL starter. Sebenarnya artikel ini juga bisa berlaku untuk motor dengan pengasutan selama mengikuti literatur tabel dari PUIL yang sudah disertakan dalam artikel diatas. Untuk penentuan spesifikasi instalasi beberapa motor dalam satu sistem instalasi yang lebih luas mudah-mudahan bisa saya bahas diartikel berikutnya. Silahkan dibaca PUIL 2000 secara keseluruhan mengenai bab motor listrik ini agar lebih paham dan bisa menjadi faktor koreksi untuk artikel ini. Saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar. - PUIL 2000 - Beberapa model dirancang sebagai produk penunjang yang memungkinkan untuk perakitan komponen yang beroperasi menghubungkan atau memtuskan unit motor starter. Gambar 8-3. Motor starter unit dari Telemecanic. Distribusi katalog manufaktur menyajikan sistem interface dan hubunganuntuk sinyal kontrol yang berbeda  interface signal descrete.  Interface signal analog.  Interface temperatur probe.  Interface wiring  Komponen sistem peripheral otomasi.  Interface field bus. 94 Fungsi Koneksi. Fungsi ini mencakup produksi yang dibutuhkan untuk pengawatan dan penyambungan peralatan  Blok terminal. Memenuhi standar TEU dan bersetifikasi sebagai persyaratan. Terbuat dari nilon berwarna yang memungkinkan untuk digunakan pada batas temperatur dari -30 + 1000C. Tahan terhadap api yang memenuhi standar NF C 20-455. Teridentifikasi dengan karakter berjalur dan dirancang untuk menyambungkan penghantar dengan luas penampang maksimum 240 mm2. Gambar 8-4. Interface signal semua kebutuhan 95 Batas arus yang besar, dari ampere terendah kontrol,sinyal, rangkaian elektronik dsb sampai ratusan ampere penghubung rangkaian daya. Tetap atau dapat dilepas, single atau multiple pole blok. disekerup, dibaud, dijepit, atau Hubungan menggunakan pegas. Blok untuk fungsi khusus seperti sikring atau komponen elektronik dan sebagainya. Terpasang pada rel, pelat slot bebas atau printedcircuit. Gambar 8-5. Terminal blok. Kabel end. Kabel end memiliki beberapa keuntungan  Mudah pengawatannya, terjepit secara otomatis jika sambungan dipasang pada terminal.  Sempurna, tahan terhadap getaran. 96 Kawat menjadi tegang, tidak kendor.  Menghemat waktu penyambungan. Kabel klip dan duct. Kabel klip dan duct dirancang sebagai saluran kawat yang lapisannya horizontal dan vertikal pada peralatan yang sama. Semua pengawatan pada permukaan depan, sehingga memudahkan pada waktu perbaikan dan perubahan. Terbuat dari PVC dan tidak memiliki bagian logam sehingga tidak terjadi kontak dengan penghantar yang terpasang. Kabel Duct. Ini memiliki alur terbuka pada sisinya dan lubang-lubang dibelakangnya. Dapat dipasang secara vertikal dan horizontal untuk memasang komponen. Dapat dijepit seperti rel omega 35 mm. Kabel duct tersedia beberapa ukuran dan dapat menampung lebih dari 700 kawat ukuran 1,5 mm2. Dapat ditutup dengan penutupnya kedalam alurnya. Label dapat digunakan untuk kabel klip dan duct. 97Gambar 8-6. Kabel sistem otomasi dan distribusi dirangcang untuk dipasang pada chasisatau struktur rangka. Pada bagian ini menguraikan sedikit tentang definisi, carayang bermanfaat atau aturan dan gambar yang harus diperhatikan dalampekerjaan pemasangan.  Chasis. Ini terdiri dari sebelum dilakukan pengeboran vertikat tegak lurus, dengan atau tanpa cerukan. Peralatan, tergantung pada sistem pemasangan, antara lain dijepit atau disekerup pada  Rel horizontal.  Pelat yang beralur.  Pelat solid.  Kombinasi dari pelat atau rel. 98Tergantung pada ukuran rel atau pelat dan berat peralatan, berikut ini anjuran yang digunakan  Rel omega 35 mm.  Rel omega 75 mm.  Penyaga peralatan sebagai pengganti rel horizontal.  Pelat tanpa slot yang dikencangkan dari belakang dengan rel horizontal. Chasis biasanya dipasang pada kabinet manoblok atau kotak.  Kerangka. Unit tediri dari satu atau lebih chasis diantaranya bagian samping, belakang, atas dan bawah. Ini dapat juga dipasang bergandengan terhadap kabinet pada bagian atasnya dilengkapi dengan busbar horizontal pada chasis.  Peralatan yang terpasang pada pintu atau pelat depan. Suatu pengontrolan atau Peralatan pengontrol dipasang pada pintu panel atau bagian depan lebih dari satu. Untuk mempertahankan ergonomis, harus disusun mengikuti suatu aturan tergantung kepada jenis pengontrolannya. Tata letaknya harus menghitung jumlah komponen yang akandipasang  Beberapa komponen terdistribusi pada sumbu horizontal area.  Banyak komponen terdistribusi pada semua area. 99Pintu panel dan bagian depan harus mempunyai kekuatan atau komponen didalamnya yang terbatas oleh suatu instalasi. Kedalaman komponen pada pintu harus diperiksa kembali terhadap komponen yang terpasang pada chasis. Termasuk juga berat dari komponen tersebut.  Pemasangan Komponen. Peraturan secara umum harus diaplikasikan pada waktu pemasangan dan melakatkan komponen pada panel atau kerangka panel pemasangan harus bisa dilakukan dari depan. Semua komponen selalu terpasang dalam kotak atau kabinet, supaya mudah mengaksesnya jika diinginkan suatu alternatif atau penambahan komponen. Gambar 8-7 dan 8-8 menunjukan beberapa contoh pemasangankomponen. Gambar 8-7. Pemasangan pada rel omega. 100Gambar 8-8. Pemasangan dengan sekerup pada pelat beralur.  Pengawatan. Prosedur pekerjaan pengawatan harus dilakukan secara sistematik “dengan menafsirkan diagram rangkaian” menggunakan terminal yang diberi tanda ditunjukan pada diagram rangkaian. Yang mengaplikasikan pengewatan rangkaian daya dan kontrol semua komponen seperti kontaktor, bagaimanapun juga menjadi komplek. Prosedur pengawatan ini akan memudahkan dalam perakitan komponen, dengan catatan bahwa diagram rangkaian  Mengeksekusi kecepatan mempersingkat waktu perancangan.  Kejelasan mudah meng-ilustrasikan rangkaian kelistrikan.  Mudah dimengerti pengawatan tanggap.  Pengoperasian efisien mudah dipahami, dipilh, dimodifikasi dan dirawat.  Pengawatan dengan diagram rangkaian. Bagaimanapun juga rangkaian daya dan kontrol, teknik pengawatan ditetapkan oleh tanda terminal komponen pada 101diagram rangkaian dan dihubungkan dengan bagian yang relevan sesuai tanda pada komponen/ 6-1 Gambar 8-9. Rangkaian daya untuk 6 -2 102Gambar 8-10. Rangkaian kontrol motor 3 fasa dengan DOL 6-3 Gambar 8-11. Rangkaian daya untuk motor 3fasa dengan start-delta starter. 103Gambar 8-12. Rangkaian kontrol untuk motor 3 fasa dengan start-delta starter.  Penomoran kawat dan terminal. Pada panel kontrol, kawat wire digunakan untuk menghubungkan berbagai peralatan listrik. Suatu hal yang sangat penting bahwa peralatan listrik terhubung dengan benar terhadap sumber tegangan dan polaritasnya. Untuk menyakinkan sambungan kawat dengan benar, setiap terminal peralatan listrik diberi nomor. Ini sangat praktis untuk perancangan, pemasangan dan pemeliharaan serta mengidentifikasi peralatan listrik, kawat dan terminal jika terjadi kesalahan trouble shooting. 104Pada panel listrik terminal yang digunakan dihubungkan olehkawat. Pada umumnya, dikelompokan bersama dan disebut“terminal blok”. Dikelompokan berdasarkan masing-masing fungsiyang digunakan atau masing-masing hubungan blok terdiri dari kelompok terminal yang diberinomor terminal blok. Penomoran kawat dan penomoran terminalditunjukkan seperti pada gambar berikut Pada panel kontrol, biasanya satu sisi terminal digunakan untukmenghubungkan peralatan yang ada didalam panel, sedangkansisi yang lainnya digunakan untuk menghubungkan komponenyang ada diluar harus meliputi  Nomor kabel.  Nomor Kawat atau nomor inti untuk kabel multi inti.  Nomor terminal blok.  Nomor Terminal yang akan dihubungkan dengan kawat. 105Gambar 8-13. Refrensi Silang. 106Gambar 8-14. Penomoran kawat pada panel PLC. LATIHAN1. Jelaskan keunggulan utama perangkat lunak CAD yang dapat membantu dengan baik dibidang perancangan sistem otomasi. Terpisah dari diagram bangunan, perancang dapat menggunakan perangkat lunak tersebut melalui suatu proyek, dari catatan permintaan pelanggan untuk membantu komisioning dan Jelaskan tiga metoda yang dapat digunakan untuk menentukan semua ukuran peralatan dalam perancangan panel pengendali motor listrik. 1073. Dengan beberapa keunggulan yang diberikan, produk ini diklasifikasikan kedalam empat fungsi yang berbeda tertutup, struktur, distribusi dan terhubung, uraikan keempat fungsi Prosedur pekerjaan pengawatan harus dilakukan secara sistematik “dengan menafsirkan diagram rangkaian” menggunakan terminal yang diberi tanda ditunjukan pada diagram rangkaian. Yang mengaplikasikan pengawatan rangkaian daya dan kontrol semua komponen seperti kontaktor, jelaskan prosedur pengawatan untuk memudahkan dalam perakitan Pada panel kontrol, biasanya satu sisi terminal digunakan untuk menghubungkan peralatan yang ada didalam panel, sedangkan sisi yang lainnya digunakan untuk menghubungkan komponen yang ada diluar panel melalui terminal dengan penomoran, meliputi apa saja pada penomoran tersebut. 108BAB 9 PENGUJIAN PANEL KONTROL DAN TROUBLESHOOTING Indikator Keberhasilan Gangguan yang terjadi pada panel kontrol dilacak dan diuji panel kontrol dengan industri-industri yang mempunyai beban produksi tinggi bila tejadi “downtime” ini merupakan awal suatu gangguan yang menimbulkan kerugian yangbesar persatuan waktu. Oleh karena itu harus ada personil yang mempunyaiketrampilan adalah suatu proses mendeteksi dan mendiagnosa segalakemungkinan yang dapat menyebabkan suatu peralatan produksi tidak dapatberfungsi sebagaimana mestinya. Dari pengalaman dilapangan terbukti, bahwabanyak teknisi yang mampu mengerjakan pengawatan panel secara baik tetapitidak dapat berbuat banyak ketika rangkaian kontrol yang dibuatnya tidakberfungsi karena adanya Keterampilan troubleshooting tidak hanya menyangkut masalah teknis semata tetapijuga mengandung unsur menjadi teknisi troubleshooting yang trampil maka seseorangtroubleshooter harus memiliki persyaratan tertentu antara lain  Mempunyai pengertian yang mendalam tentang operasi normal dari peralatan yang sedang dihadapinya dan disamping itu harus pula memiliki pengetahuan lain yang relevan dengan bidang keahliannya, misalnya 109pengetahuan mekanikal, elektrikal dan penggunaan alat ukur listrik.  Dan tidak kalah pentingnya adalah Prosedur troubleshooting memang rumit,penuh variasi dan sangat pekerjaan ini dapat menjadi mudah dan sederhana bila dilaksanakansecara sistematik dengan mengikuti prosedur yang berlaku. Prosedur ini akanmembantu teknisi troubleshooter menemukan lokasi gangguan secara tepat 6 tahap pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang troubleshooter padasaat melakukan troubleshooting yaitu 1. Mengenali keluhan atau gangguan yang timbul. 2. Melakukan serangkaian pemeriksaan. 3. Menganalisa hasil pemeriksaan. 4. Menentukan penyebab gangguan dan cara mengatasinya. 5. Memperbaiki kerusakan yang terjadi. 6. Melakukan pengujian testing.Secara umum, rangkaian listrik disini dapat dibedakan menjadi dua bagian  Rangkaian Daya  Rangkaian KontrolSebaiknya pengecekan pertama dilakukan pada rangkaian daya. Selanjutnya jikapada rangkaian daya bekerja, lakukan pengecekan pada rangkaian pada rangkaian daya  Daya yang masuk ke rangkaian dan kesempurnaannya.  Periksa kebenaran fungsi dari peralatan proteksi.  Periksa kontinuitas kabel secara penglihatan. 110 Periksa adanya tanda terbakar pada pada rangkaian kontrol  Pertama daya untuk rangkaian kontrol.  Periksa kebenaran fungsi dari relay, timer dan saklar.  Periksa kontinuitas kabel secara penglihatan.  Periksa sambungan kawat dan terminal rangkaian.  Periksa operasi logika sekuense pensaklaran kontaktor.  Periksa penyetelan durasi Pengecekan Kontinyuitas tanpa Sumber kontinyuitas seperti tes isolasi sebaiknya dilakukan pada rangkaiantanpa tegangan. Pengetesan/Pengujian rangkaian ini tidak disambungkan dengan sumber tegangan dilakukanuntuk pengecekan kontinyuitas. Dapat dilakukan dengan menggunakan AudioContinuity Tester, seperti yang ditunjukan pada gambar juga, ohmmeter atau mutimeter dapat digunakan untuk pengecekankontinyuitas, seperti yang ditunjukan pada gambar kontinyuitas dilakukan dengan maksud  Keutuhan kabel  Keutuhan dari bagian-bagian rangkaian listrik.  Keutuhan dari sistem pembumian earthing system.  Keakuratan pengawatan dari rangkaian daya dan kontrol terhadap 111terminal dengan benar.  Perbedaan penghantar aktif dan netral sebelum dihubungkan dengan penghantar.  Periksa kesalahan pengawatan antara perbedaan rangkaian daya dengan rangkaian kontrol secara langsung, periksa bagian yang hubung saklar, sikring dan peralatan yang lainnya. Gambar 9-1. Pengecekan kontnyuitas dengan audio tester. 112Gambar 9-2. Pengecekan kontnyuitas dengan Ohmmeter. Pengetesan/Pengujian ini dilakuka tanpa sumber tegangan juga. Tujuannya untukmengecek isolasi kabel atau rangkaian daya. Peralatan yang digunakan untukmengecek isolasi secara utuh adalah Insulation Resistance Tester. Gambar 9-3memperlihatkan rangkaian motor kontrol hubungan circuit braeker, fuse danoverload relay pada rangkaian motor kontrol. 113Gambar 9-3. Tes isolasi dengan Insulation Resistance Pengecekan Kontinyuitas dengan Sumber umum, jika memungkinkan menentukan letak gangguan dilakukandengan tidak menghubungkan sumber tegangan, tetapi pada kondisi tertentu,untuk menentukan kesalahan hanya memungkinkan jika rangkaian seperti ini harus dilakukan dengan hati-hati mengikuti tindakankeselematan. Seperti yang ditunjukan pada gambar 9-4, kontinyuitas peralatanlistrik dapat dicek dengan lampu sebagai pengecek test lamp. Lampu tesdihubungkan antara kedua phasa. Jadi dengan rangkaian penguji ini, pengujiankontinyuitas dapat dilakukan. Dengan tambahan jenis lampu pengujian visual,dapat digunakan untuk pengujian kontinyuitas sederhana. Alternatif lain, 114voltmeter atau multimeter dapat digunakan untuk memeriksa tegangan dankotinyuitas penghantar atau peralatan menguji tegangan tiga phasa, gunakan dua buah lampu yang dihubungkanseri dan jangan menggunakan sebuah lampu. Saat ini, kebanyakan pabrikanpengecekan tegangan dilakukan dengan detail untuk membantu pengujianterintegritas pada bagian tertentu. Jika pengujian tegangan pada titik tertentu,instrumen pengukur harus akurat. Oleh karena itu, perbandingan tegangan padatitik tertentu cukup untuk menggambarkan suatu kesimpulan. Gambar 9-4. Pengecekan kontinyuitas dengan test Pengujian Opsional Pengujian resistansi kabel dengan Megger dan peralatan bantu sistem satu phasa. 115Putuskan hubungan P dan N dari sumber tegangan, sedapat-dapatnya dari ujungyang lainnya. Sekarang rangkaian telah terisolasi, hubung sikatkan P dan Nsesaat. Hubungkan saklar dan peralatan proteksi. Seperti yang ditunjukan padagambar 9-5 terminal motor terbuka, sehingga motor terisolasi dari rangkaianpengujian. Periksa resistansi dengan insulation tester antara netral dan arde. Jikanilai yang ditunjukan kurang dari 1 M berarti ada kesalahan isolasi pada kabelpenghantar atau terminal. Pengujian resistansi kabel dengan Megger dan peralatan bantu sistem tiga hubungan L1, L2 dan L3 dari sumber tegangan, sedapat-dapatnya dariujung yang lainnya. Hubung singkatkan terminal L1, L2 dan L3 circuit breaker dan peralatan proteksi. Seperti yang ditunjukan padagambar 9-4. Terminal motor T1, T2 dan T3 terbuka, sehingga motor terisolasi darirangkaian resistansi dengan insulation tester antara masing-masing penghantar danarde. Jika nilai yang ditunjukan kurang dari 1 M berarti ada kesalahan isolasipada kabel penghantar atau terminal. 116Gambar 9-5. Megger pada sistem satu phasa. 117Gambar 9-6. Megger pada sistem tiga phasa. Pengujian resistansi awal untuk pengujian tahanan isolasi motor, pertama-tama motor harusterisolasi total dari sumber tegangan. Hubungkan megger pada masing-masingpenghantar motor dan arde, seperti yang ditunjukan pada gambar 9-7, untukmemeriksa kumparan stator terhadap akan membantu untuk menentukan kondisi kumparan stator. Secarasederhana, untuk pengujian hubung singkat antara dua kumparan denganmegger pada terminal kumparan stator, seperti yang ditunjukan pada gambar 9- 1188. Jika hasil pembacan rendah dapat diidentifikasi adanya kegagalan isolasi padakumparan motor. Gambar 9-7. Pengujian dengan megger untuk kumparan motor. 119Gambar 9-8. Pengujian dengan megger untuk kumparan motor. Contoh troubleshootingPada uraian diatas, bermacam-macam rangkaian kontrol dasar dan komplekuntuk motor tiga phasa telah dibahas secara adalah contoh troubleshooting rangkaian kontrol. Yaitu rangkaian kontroluntuk motor tiga phasa DOL starter dengan kontak kontrol yang terpeliharaseperti yang diperlihatkan pada gambar mula jalan dan jalan motor diuraikan dibawah ini 1 Motor akan jalan dengan menekan tombol tekan start, tetapi segera berhenti setelah melepas tombol tekan start. 1202 Motor jalan dan berhenti setelah 2 menit tombol tekan start asumsi sikring pada rangkaian utama tidak adalah solusi terhadap permasalahan yang diuraikan diatas 1 Sejak motor jalan dengan menekan tombol tekan start, ini mengindikasikan bahwa kontaktor K1 akan mengendalikan sumber tegangan jika rangkaian sempurna dengan menekan tombol tekan start. Bagaimanapun juga, motor akan segera berhenti saat tombol tekan start dilepas. 2 Pada rangkaian kontrol, secepatnya kontaktor utama terhubung on, kontak NO diparalel dengan kontak tombol tekan start yang harus tertutup dan rangkaian kontrol bekerja saat tombol tekan start ditekan atau relay beban lebih bekerja dan kontak NC troubleshoot, dilakukan berdasarkan langkah-langkah sebagaiberikut 1 Periksa sumber tegangan L1, periksa tegangan antara L1 dan netral N. 2 Periksa sikring rangkaian kontrol F3 dengan multimeter. Jika sikring rangkaian pengendali F3 putus, ganti sikring dan jalankan motor, motor harus jalan jika permasahannya hanya sikring rangkaian kontrol F3 putus. 3 Jika sikring rangkaian kontrol F3 OK, periksa apakah relay beban lebih telah bekerja. Periksa dengan bantuan multimeter. Periksa tegangan antara terminal netral dengan kontak terminal keluaran relay beban lebih, hubungkan tombol tekan stop. Jika relay beban lebih tidak bekerja dan multimeter menunjukan bahwa tegangan antara kedua terminal OK, lanjutkan ke langkah 4. 4 Periksa tegangan pada terminal keluaran tombol tekan stop sampai tombol tekan start. Jika tegangan OK, lanjutkan ke langkah 5. 1215 Jika kedua kontak NO dihubungkan paralel dengan yang lainnya, dan motor akan jalan bila hanya menekan tombol tekan start, ini mengindikasikan bahwa kontak NO kontaktor utama harus tertutup dengan segera kontaktor utama menjadi on. Ini juga mengindikasikan bahwa pengunci kontaktor rangkaian kontrol tidak tertutup. Kawat penghantar dihubungkan paralel dari kontak NO ke kontak NO tombol tekan start memungkinkan tertutup, atau kontak NO kontaktor utama tidak tertutup, penyebabnya adalah kesalahan kontak. Untuk memastikan hal ini, ambil kawat penghantar berisolasi, dan hubung-singkatkan kontak K1, jika motor jalan dapat dipastikan bahwa kesalahan pada kontak NO. Ganti kontak NO kontaktor motor jalan dan berhenti setelah 2 menit, untuk troubleshoot, dilakukanberdasarkan langkah-langkah sebagai berikut 1 Periksa sumber tegangan L1, periksa tegangan antara L1 dan netral N. 2 Periksa sikring rangkaian kontrol F3 dengan multimeter. Jika sikring rangkaian pengendali F3 putus, ganti sikring dan jalankan motor, motor harus jalan jika permasahannya hanya sikring rangkaian pengendali F3 putus. 3 Jika sikring rangkaian kontrol F3 OK, periksa apakah relay beban lebih telah bekerja. Periksa dengan bantuan multimeter. Periksa tegangan antara terminal netral dengan kontak terminal keluaran relay beban lebih, hubungkan tombol tekan stop. Jika relay beban lebih telah bekerja, tidak akan mendapatkan tegangan antara kedua terminal. Reset relay beban lebih dan pastikan bahwa motor tidak berputar karena beban tidak ada tegangan antara kedua terminal, cari kehilangan kontak ataukawat penghantar putus pada kontak berikutnya di rangkaian pengendali. Strategi troubleshooting 122Strategi troubleshooting rangkaian pengendali dan rangkaian logik ladder 1. Disini yang penting gambar rangkaian pengendali, rincian peralatan, keberadaan interkoneksi dan interlok sewaktu troubleshooting rangkaian pengendali. Troubleshooting mesin atau masalah peralatan, sangat baik jika mempunyai “Manufacturer,s Operation dan Maintenance Manual”, juga “Troubleshooting Instructions”.2. Blok diagram interlok dan urutan kontrol operasi peralatan/mesin harus tersedia selama Gambar dan uraian rangkaian daya peralatan atau mesin, peralatan kontrol, kontaktor, timer, counter, safety, dan peralatan proteksi dan sebagainya dibutuhkan untuk alasan Kelayakan pengujian dan instrumen pengukuran dipersyaratkan untuk pengujian rangkaian daya dan pengendali peralatan, atau mesin harus Saklar utama daya OFF pada peralatan/mesin dan saklar pengendali OFF, untuk menghindari sesuatu yang merugikan atau kecelakan sewaktu troubleshooting pada rangkaian pengendali yang disebabkan peralatan bekerja secara Sebagai rangkaian pengendali ada perbedaan dari peralatan terhadap peralatan dan mesin terhadap mesin, ini tidak memungkinkan untuk diformasikan atau strategi dasar untuk troubleshooting pada rangkaian pengendali. Bagaimanapun juga, standar engineering dan praktisi profesi harus diikuti sewaktu troubleshooting rangkaian pengendali. Dokumen umum daftar isian untuk troubleshooting  Gambar rangkaian pengendali  Manufacturers operations dan maintenance manuals dan troubleshooting instruction  Blok diagram interlok dan urutan kontrol operasi peralatan/mesin  Gambar dan uraian rangkaian daya peralatan atau mesin  Detail peralatan kontrol, kontaktor, timer, counter, safety, dan peralatan proteksi  Rangkaian daya peralatan atau mesin. 123F. Dasar rangkaian kontrolDasar rangkaian kontrol digunakan pada berguna untuk starting, stopping,sequencing dan pengaman pengunci otomatis peralatan kontrol dan kontrol terdiri dari relay, kontak relay, kontaktor, timer, konter, dansebagainya. Rangkaian kontrol dapat dikonfigusasikan dengan program padaPLC. Dengan menggunakan perangkat lunak diagram logik ladder, statement list,atau kontrol flowchart, dengan mempresentasikan kondisi logik, berurutan, daninterlok yang diperlukan untuk pengoperasian peralatan atau mesin yang bekerjasecara otomatis memahami letak gangguan pada rangkaian kontrol, untuk itu sangatpenting memahami prinsip kerja dari rangkaian kontrol, seperti yang ditunjukanpada gambar Dasar rangkaian kontrol untuk DOL direct-on-line starterGambar 9-9a menunjukan suatu rangkaian untuk DOL starter motot tiga jala-jala dihubungkan langsung dengan kumparan. Yang manakapasitas motor dapat dijalankan langsung dari jala-jala direct-on-linetergantung pada kapasitas sistem distribusi dan tegangan jatuh selama mulajalan starting. Pada industri yang besar untuk motor 200 kW tidak biasamenggunakan DOL starter secara khusus jika disuplai oleh transformator 1600kVA atau lebih tinggi. Bagaimanapun, jika motor disuplai oleh generatortegangan rendah, DOL starter dirancang dengan memperhatikan tegangan jatuhpada saat Rangkaian Utama 124Gambar 9-9a menunjukan suatu rangkaian dengan sumber tegangan tiga-phasa L1, L2 dan L3, sikring pada rangkaian utama F1, kontaktor utama K1,dan relay proteksi beban lebih F2 untuk motor dapat dijalankan dengan dua metoda sebagai berikut  Kontrol kontak sesaat dengan tombol tekan jenis tekan dan lepas.  Kontrol kontak terus dengan tombol tekan jenis tekan dan Pengontrol kontak sesaatGambar 9-9b menunjukan rangkaian kontrol sesaat untuk menjalankan danmenghentikan motor tiga-phasa menggunakan DOL starter dengan masing-masing tombol tekan start dan stop S1 dan kontrol terdiri dari relay beban lebih F2 kontak NC, kontak NCtombol tekan stop S0, kontak NO tombol tekan S1 dihubungkan seri dengankumparan kontaktor utama K1. Sumber tegangan untuk rangkaian melaluisikring pengaman F3. 125Gambar 9-9. a Rangkaian utama, b rangkaian kontrol kontak sesaat, c rangkaian kontrol kontak terus.Kumparan kontaktor utama akan mendapatkan phasa pertama L1 melaluirangkaian kontrol jika semua kontak tertutup. Dalam kasus ini, jika tombol tekanstart ditekan, rangkaian kontrol tertutup dan kontaktor utama bekerja. Sepertiyang ditunjukan pada gambar 9-10, kontak NO kontaktor utama dihubungkanparalel dengan tombol tekan kontaktor utama terhubung, melalui pengunci kontak NO K1 yangdihubungkan paralel dengan tombol tekan start setelah terlepas. Kontaktor 126utama tetap on dan motor bekerja sampai tombol tekan stop ditekan atau relaybeban lebih Pengontrol kontak terusGambar 9-9c memperlihatkan rangkaian kontrol untuk menjalankan danmenghentikan motor tiga-phasa menggunakan DOL starter dengan tombol tekanS1. Rangkaian kontrol terdiri dari kontak NC relay beban lebih F2 dan kontakNO saklar togle S, dihubungkan seri dengan kumparan kontaktor tegangan untuk rangkaian menggunakan sikring F3. Gambar 9-10. a Rangkaian utama star-delta, b rangkaian kontrol star- kontaktor utama K1 akan mendapatkan daya jika semua kontaktertutup. Pada kasus ini, jika saklar S ditutup, sehingga rangkaian kontroltertutup dan kontaktor utama K1 bekerja. 127Selama saklar S tetap on, kontaktor utama tetap on dan motor bekerja sampaisaklar S terbuka atau relay beban lebih Pengontrol Bintang-segitiga Star-delta starterRangkaian yang ditunjukan pada gambar 9-10a adalah rangkaian utamabintang segitiga dan gambar 9-10b adalah rangkaian motor pada saat dijalankan arusnya lebih tinggi 500% dari arus bebanpenuh normal pada saat mulai dijalankan. Ini akan menaikan torsi mula jalanlebih tinggi dari keadaan normal, akan menyebabkan kerusakan mekanik. Untukmencegaha ini, dilakukan penurunan tegangan mula jalan. Pengendali bintang-segitiga juga dipakai jika sistem tidak dapat mendukung DOL Starter pada motorkapasitas menggunakan metoda ini arus start akan berkurang 3 kali200% dari 600%. Bagaimanapun juga torsi mula jalan akan berkurang juga 3kali. Oleh sebab itu metoda ini tidak cocok untuk beban dengan momen mula jalan pada pengendali bintang-segitiga, kumparan terhubungdengan konfigurasi bintang oleh K1 dan K2, tegangan berkurang kira-kira 58%.Selanjutnya, kumparan terhubung dengan konfigurasi segitiga oleh K1 dan K3. Prinsip kerja pengontrol bintang-segitiga Kontaktor utama K1 akan bekerja jika sikring rangkaian kontrol F3, sikring F1, dan relay beban lebih F2 normal dan tombol tekan start S1 ditekan. Konfigurasi pengurangan tegangan konfigurasi bintang 128Timer bintang-segitiga K4 mendapatkan daya melalui sikring F3, F1, kontak NC tombol tekan stop S0, dan kontak NO tombol tekan start. Andai kata tombol tekan S1 ditekan, timer K4 dan kontaktor K2 bekerja. Kontaktor K1 mendapatkan daya melalui kontak NC S0, kontak NO S1, kontak NO K2 akan terkunci selama tombol tekan S0 tidak ditekan. Sekarang kontaktor K1 dan kontaktor K2 bekerja, yang akan mengontrol motor pada konfigurasi bintang.  Tegangan penuh konfigurasi segitiga Andai kata durasi waktu timer K4 diset timer bintang ke segitiga dengan batas waktu tertentu, kontaktor K3 bekerja dan pada waktu yang sama, kontaktor K2 tidak bekerja. Sekarang, kontaktor K1 dan kontaktor K3 dalam kondisi bekerja, yang akan mengendalikan motor pada konfigurasi segitiga. Jika motor berhenti pada kondisi beban lebih pada konfigurasi bintang atau segitiga, rangkaian kontrol akan selalu menjalankan kembali motor pada konfigurasi bintang, selanjutnya konfigurasi Pengontrol Autotransformator 3 FasaGambar 9-11 menunjukan rangkaian kontrol autotransformator 3 fasa. Rangkaianpengendali jenis ini menggunakan autotransformator yang diaplikasikan untukmengurangi tegangan pada kumparan motor selama mula 3 fasa dihubungkan dengan konfigurasi bintang yangmemberikan arus mula jalan untuk motor. 129Setelah waktu yang ditentukan terpenuhi, tegangan penuh terhubung pada motordengan melewati autotransformator. Prinsip kerja autotransformatorSikring F1 dan relay beban lebih F2 sebagai proteksi rangkaian utama. Begitujuga, rangkaian kontrol ada sikring F3 dan relay beban lebih F2 kontak NC. Konfigurasi pengurangan teganganPada rangkaian ini, kontaktor K5 akan bekerja jika tombol tekan start ditekandan akan tetap mengunci selama tombol tekan stop tidak ditekan atau sikringrangkaian kontrol normal atau motor berbeban K5 bekerja, timer K4 juga mulai bekerja. Setelah itu kontaktor K1bekerja. Kontak kontaktor K1 menutup, kontaktor K2 akan bekerja. Dengandemikian, kontaktor K5, K4, K1, dan K2 kondisinya bekerja pada tahap mula jalan motor melalui autotransformator dengan mengurangitegangan dan konfigurasinya bintang yang disebabkan oleh kontaktor K1 dan K2. 130Gambar 9-11. Rangkaian utama dan kontrol autotransformator untuk motor 3 melewati batas waktu timer K4, kontaktor K1 tidak bekerja. Pada waktuyang bersamaan kontaktor K3 bekerja, ini akan mengakibatkan kontaktor K2tidak akan bekerja dengan tegangan penuh akibat kontaktor K3 dalam kondisibekerja. Jika motor berbeban lebih, rangkaian kontrol harus diperiksa dengandemikian motor bila akan dijalankan kembali konfigurasinya bintang dantegangan diturunkan setelah relay beban lebih diset Rangkaian logik ladder 131Perancangan, pemrograman, pengujian, komisioning, troubleshooting danpemeliharaan kontol logik lebih mudah menggunakan program logik ladder padaPLC dari pada rangkaian dengan pengawatan hard-wired.Mari kita tinjau program logik ladder untuk jenis rangkaian kontrol DOL starteruntuk motor tiga-phasa seperti yang ditunjukan pada gambar 7-1a.Untuk motor tiga fasa dengan DOL starter, berdasarkan sinyal input dan outputdikonfigurasikan pada PLC.  Input digital  Pengontrol tegangan ON dan sikring OK normaly open  Beban lebih motor F2 normaly close  Tombol tekan stop S0 normaly close  Tombol tekan start S1 normaly open  Kontak utama umpan-balik normaly open  Output digital  Kontak utama on Instruksi progam logik ladder untuk rangkaian kontrol DOL starter dengan mempertahankan kontak kontrol ditunjukan pada gambar 9-4. Catatan  Kontak tombol tekan start tertutup sebagai tombol tekan yang ditekan sesaat.  Input akan on „kontrol on‟, jika tegangan jala-jala ada dan sikring tidak putus. 132 Kontak NC relay beban lebih akan memberikan input „beban lebih on selama relay tidak beroperasi.  Input „stop‟ dari tombol tekan stop kontak NC akan on selamanya selama tombol tekan stop tidak ditekan.  Kontak utama „on‟ akan menjaga kumparan output utama on selama tombol tekan stop tidak ditekan atau relay beban lebih bekerja. Bermacam-macam input untuk rangkaian kontrol pada PLC dengan bantuan „lampu indikator‟ dapat dipasang pada panel motor starter sebagai tambahan tombol tekan start dan stop. Alarm tersebut dapat menbantu jika terjadi kesalahan. Berdasarkan alarm dapat dikonfogurasikan menggunakan input yang telah tersedia pada PLC. Output PLC dapat digunakan untuk mengendalikan lampu indikator alarm. Gambar 9-12. Program logik ladder DOL starter dan kasus DOL starter untuk motor tiga-phasa, berdasarkan alarm dapatdikonfigurasikan indikasi kesalahan 133 Indikasi alarm – lampu 1 Pengontrol tegangan OFF  Indikasi alarm – lampu 2 Motor berbeban lebih  Indikasi alarm – lampu 3 Kontaktor utama terjadi Rangkaian pembalik Reversing circuitDengan merubah arah kedua phasa dari motor induksi tiga phasa. Ini akanmerubah arah putaran motor. Untuk melakukan pembalikan, dua jenis rangkaiankontrol diuraikan sebagai berikut  Rangkaian jenis jog for/rev/off menggunakan saklar selektor Merubah dua penghantar pada motor induksi tiga phasa akan menyebabkan arah putaran terbalik. Rangkaian pembalik tiga phasa ditunjukan pada rangkaian utama gambar 9-13 yang memperlihatkan dua kontaktor K1 dan K2 forward dan reverse, masing-masing. Saklar selektor adalah jenis pengembali dengan per posisi off ditengah. Kontaktor K1 bekerja jika saklar selektor diputar pada posisi forward. Kontaktor K1 akan menghubungkan sumber tegangan L1, L2 dan L3 pada penghantar motor U, V dan W dengan urutan phasa yang sama. Ini akan menyebabkan motor berputar dengan arah forward. Saklar selektor diposisikan pada posisi reverse kontaktor K2 bekerja. Kontaktor K2 menghubungkan sumber tegangan L1 ke W, L2 ke V dan L3 ke U merubah urutan phasa L1 dan L2. Ini akan menyebabkan motor berputar dengan arah reverse. Saklar selektor diposisikan pada posisi off motor akan berhenti.  Rangkaian jenis latch for/rev/off menggunakan saklar selektor Rangkaian ini telah dibahas sebelumnya pada rangkaian forward/reverse jenis jog. Rangkaiannya seperti yang ditunjukan pada gambar 9-14 adalah jenis latch, pengendali forward/reverse. 134Jika tombol tekan forward ditekan kontaktor K1 akan bekerja. Ini akanmenghubungkan sumber tegangan tiga phasa ke motor dengan urutanphasa yang sama menyebabkan putaran motor arahnya K1 akan tetap bekerja karena dikunci oleh kontak NO K1. Motorakan tetap berputar dengan arah forward selama tombol tekanstop/reverse ditekan atau proteksi beban lebih bekerja atau sikring tombol tekan reverse ditekan kontaktor K2 akan bekerja secarabersamaan kontaktor K1 tidak bekerja. Ini akan menghubungkan sumbertegangan tiga phasa ke motor dengan urutan phasa yang berbedamenyebabkan putaran motor arahnya K2 akan tetap bekerja karena dikunci oleh kontak NO K2. Motorakan tetap berputar dengan arah forward selama tombol tekanstop/reverse ditekan atau proteksi beban lebih bekerja atau sikring tekan stop tidak perlu ditekan sebelum arah putaran berubah. 135Gambar 9-13. Rangkaian fwd/rev/stop jenis jog menggunaka saklar selektor. 136Gambar 9-14 Rangkaian fwd/rev/stop jenis latch menggunakan tombol tekan. Plug stop dan rangkaian anti-plug Untuk menghentikan putaran motor, caranya adalah dengan memutuskan sumber tegangan dan membiarkan motor sampai berhenti. Walaupun demikian, beberapa aplikasi motor harus diberhentikan secara cepat atau pada posisi yang diingikan dengan pengereman. Ini direalisasikan dengan menggunakan pengereman rangkaian listrik. Memanfaatkan kumparan motor untuk menghasilkan torsi perlambatan. Energi kinetik rotor dan beban akan menghilangkan torsi pada rotor motor. 137Berdasarkan uraian diatas pengereman listrik terdapat dua jenis pengereman yang berbedaan sebagai berikut  Plugging  Dynamic breaking Plugging Untuk merealisasikan perintah ini, saklar atau kontak yang digunakan untuk meyakinkan status motor. Tergantung pada putaran dan kecepatan motor, prubahan status saklar dari NO ke NC. Saklar ini disebut saklar kecersipatan-nol zero-speed switch atau plugging switch. Saklar kecepatan-nol untuk mencegah putaran balik motor sebelum berhenti. Saklar kecepatan-nol secara fisik dipasang pada poros mesin, sebagai penghambat motor. Saklar kecepatan berputar, gaya sentrifugal yang menyebakan kontak saklar membuka atau menutup, tergantung pada rancangan penggunaannya. Masing-masing saklar kecepatan-nol mempunyai batas operasi kecepatan, yang akan menyebabkan saklar kontak. Contoh, 10 – 100 rpm. Skema pengendali seperti yang ditunjukan pada gambar 9-14 metoda penghambat motor yang akan berhenti dari hanya satu arak putaran. Jika tombol tekan start forward ditekan, kontaktor K1 bekerja. Oleh sebab itu, motor berputar dengan arah forward. Kontaktor K1 dikunci melalui kontak pengunci, 138Selama motor berputar dengan arah forward, kontak NC F zero switchrangkaian terbuka pada kontaktor K2. Jika tombol tekan stop ditekankontaktor K1 tidak bekerja. Ini akan mengembalikan kontaktor K2 bekerjasebab kontak forward on saklar kecepatan juga kondisinya reverse bekerja, motor dihambat. Motor mulai mengurangikecepatan dengan cepat sesuai dengan keadaan saklar kecepatan,dimana titik kontaknya terbuka dan kontaktor K2 tidak digunakan, hanya untuk menghentikan motor, menggunakanoperasi penghambatan plugging. Ini tidak digunakan untuk membalikarah putaran motor. Kebanyakan mesin membutuhkan motor yangputarannya dapat dibalik. Kebanyakan mesin ukuran kecil tidak kenadampak oleh putaran balik motor, sebelum berhenti Gambar 7-14. Rangkaian penghambat untuk motor tiga-phasa. 139Ini tidak dibenarkan pada peralatan dengan ukuran besar. Hentakan torsi balik diaplikasikan jika motor ukuran besar dibalik putarannya tanpa mnegurangi kecepatan bisa merusak motor. Pengendali mesin dan secara ekstrim dengan arus yang tinggi bisa mempengaruhi sistem distribusi. Menghambat motor lebih dari lima kali waktu yang butuhkan pada saat motor di-start tidak terbatas. Anti-plugging Proteksi anti-plugging diperlukan, jika motor yang mempunyai momen inersia besar dengan tiba-tiba dihubungkan, pada arah reverse, dimana motor masih berputar dengan arah forward. Proteksi anti-plugging diaplikasikan untuk mencegah torsi balik, selama kecepatan motor berkurang sesuaai dengan nilainya. Rangkaian anti- plugging seperti yang ditunjukan pada gambar 9-16, motor dapat berbalik putaran tetapi tidak terjadi penghambatan plugging. Jika tombol tekan forward ditekan kontaktor K1 bekerja yang akan mengakibatkan motor berputar dengan arah forward. Motor akan berputar terus karena dikunci oleh kontaktor K1. Dengan kontak NC F kontak zero-switch speed reverse, kontaktor K2 terbuka, yang mengakibatkan motor berputar forward. 140Gambar 9-16 Rangkaian anti-plugging untuk motor tiga tombol tekan stop ditekan kontaktor K1 tidak bekerja, demikian juga dengankontak pengunci K1 terbuka, yang menyebabkan motor berputar lambat. Jikatombol tekan reverse ditekan kontaktor K2 tidak akan bekerja, selama selamakontak F kontak zero-switch speed menutup kembali jika kecepatan dibawahpenyetelan saklar.Dengan demikian, jika motor mendekati kecepatan nol, rangkaian reverse dapatbekerja. Selanjutnya motor berputar dengan arah reverse. 1416. Pengendali motor dua-kecepatanKadang-kadang untuk menjalankan peralatan dibutuhkan dua kecepatan yangberbeda. Ini biasanya diperlukan pada aplikasi tertentu di industri, sepertikecepatan motor pengaduk, ventilasi pompa, proses kontrol terpadu. Khususnyapada pengontrolan terpadu, dimana komponen yang digunakan padapengontrolan terpadu digabungkan, komponen yang digunakan tersebutdigabung dengan komponen yang digunakan secara cepat dan yang digunakan ini akurat. Untuk merealisasikan ini,dipergunakan pada motor rangkaian pengendali motor dua-kecepatan ditunjukkan pada gambar 7-16,secara kelistrikan kumparan motor dibagi dua. Rangkaian kontrolmenghubungkan kumparan motor pada konvigurasi yang berbeda yangmenyebabkan perubahan kecepatan dari suatu kecepatan tertentu ke yanglainnya. Masing-masing kumparan dapat menyalurkan daya motor padakecepatan tertentu. Gambar 9-17. Jenis rangkaian pengendali untuk motor dua-kecepatan. 142Seperti yang ditunjukan pada gambar 7-17, dua kontaktor disertakan untukkecepatan rendah dan tinggi. Kedua kontaktor tersebut secara kelistrikan tidakboleh bekerja bersamaan. Untuk memproteksinya dipisahkan oleh masing-masing proteksi beban lebih. 143

cara membaca gambar instalasi motor listrik